National Coordinator
Akrab disapa Ola, Iola Abas adalah Koordinator Nasional Pantau Gambut yang berperan mengorkestrasi keseluruhan aktivitas yang dilakukan oleh Sekretariat Nasional Pantau Gambut, baik strategi, program, kegiatan, serta operasional.
Dirinya memimpin upaya Pantau Gambut untuk menjadi organisasi kampanye dan advokasi berbasis riset yang fokus pada perlindungan dan keberlanjutan lahan gambut di Indonesia.
Sebelum menempati jabatan ini, Iola memiliki pengalaman selama 15 tahun baik di NGO nasional maupun multinasional, seperti WRI Indonesia, Action Aid Indonesia, Save the Children, dan Greenpeace Southeast Asia.
Oleh: Iola Abas - Kamis, 14 Maret 2024
Di balik kontestasi pemilihan umum 2024, ada kekuatan partai politik yang menentukan perumusan kebijakan pemerintah nantinya.
Oleh: Abil Salsabila, Wahyu Perdana, Yoga Aprillianno, Iola Abas - Senin, 29 Juli 2024
Pantau Gambut membuat analisis visi-misi-program calon presiden dan wakilnya untuk menunjukkan rekam jejak seluruh partai pendukungnya dalam kontestasi pemilihan presiden tahun 2024.
Oleh: Almi Ramadhi, Agiel Prakoso, Wahyu Perdana, Ricky Amukti, Juma Maulana, Yoga Aprillianno, Iola Abas - Selasa, 24 September 2024
Pantau Gambut menerbitkan kajian terkait kerentanan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) tahun 2023.
Oleh: Almi Ramadhi, Agiel Prakoso, Juma Maulana, Wahyu Perdana, Abil Salsabila, Johan Wahyu Inzar Robiya, Yoga Aprillianno, Iola Abas - Selasa, 24 September 2024
Melalui peluncuran studi "Gelisah di Lahan Basah: Korporasi, Pemerintah, dan Semua Komitmen Kosong Restorasi Gambutnya", Pantau Gambut memaparkan banyaknya infrastruktur restorasi gambut yang tidak sesuai standar.
Oleh: Oriz Anugerah Putra, Agiel Prakoso dan Iola Abas - Selasa, 07 Maret 2023
Kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) gambut di tahun 2022 sudah marak diliput media nasional. Provinsi langganan bencana asap seperti: Riau, Kalimantan Tengah, Aceh, dan Kalimantan Barat sudah terbakar bahkan sejak triwulan I tahun 2022. Padahal, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan awal datangnya musim kemarau tahun 2022 di Indonesia baru akan terjadi pada periode April-Juni dan memasuki puncak musim kemarau pada bulan Juni hingga September.
Oleh: Juma Maulana, Abil Salsabila, Agiel Prakoso, Johan Wahyu Robiya, Wahyu Perdana, Almi Ramadhi, Yoga Aprillianno, Iola Abas - Kamis, 31 Oktober 2024
Siapa sangka jika sebagian lahan Food Estate Kalimantan Tengah kini hanya menjadi semak belukar dan malah bertumpang tindih dengan area perkebunan sawit milik swasta?
Oleh: Oriz Anugerah Putra, Desti Ayunda (WRI Indonesia), Agiel Prakoso, Iola Abas - Kamis, 23 Februari 2023
Proyek Food Estate sudah mulai memasuki tahun ke 3 dari awal direncanakan pada tahun 2020 lalu. Masih hangat di ingatan kita, Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO),3 tahun lalu mengeluarkan peringatan yang menyatakan bahwa krisis pangan dunia berpotensi akan terjadi sebagai dampak dari kebijakan negara-negara dalam menerapkan karantina wilayah sehingga akan mengakibatkan terganggunya rantai pasokan pangan dunia. Untuk merespon peringatan tersebut, dengan dalih untuk menjaga kebutuhan stok pangan nasional, terutama beras, pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan wacana untuk membangun proyek Food Estate melalui kegiatan intensifikasi dan ektensifikasi lahan sawah. Tak lama setelah wacana tersebut dikeluarkan, proyek inipun tercantum dalam Peraturan Presiden No. 109/2020 tentang Proyek Strategis Nasional (PSN) sebagai bukti keseriusan pemerintah untuk segera mengimplementasikannya.
Oleh: Oriz Anugerah Putra, Agiel Prakoso dan Iola Abas - Jumat, 14 Oktober 2022
Lokasi rencana cetak sawah di Provinsi Kalimantan Tengah ternyata bertumpang tindih dengan kebijakan pemerintah yang sudah ada sebelumnya.
Oleh: Oriz Anugerah Putra, Iola Abas, Clorinda Wibowo (WRI) - Jumat, 14 Oktober 2022
Banjir kritik dan saran yang ditujukan pada pemerintah dalam merespon peringatan dari FAO (Food and Agriculture Organization) melalui food estate, program yang disebut bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan Indonesia dan mengantisipasi krisis pangan di tengah pandemi Covid-19, tak juga membuat pemerintah bergeming. Proyek besar ini terus melaju kencang, bahkan digaungkan di empat wilayah, yaitu Kalimantan Tengah, Papua, Sumatra Selatan dan Sumatra Utara.