Communications Lead
Yoga adalah Media Campaigner yang bertugas mengelola, merencanakan dan melaksanakan strategi media bagi Pantau Gambut. Dirinya bertanggung jawab dalam pembuatan konten komunikasi, mulai dari menulis siaran pers hingga mengembangkan konten website, memelihara arsip-arsip media, serta melacak dan menganalisa media untuk keperluan riset dan kampanye.
Lulusan Jurusan Studi Pembangunan, Institut Teknologi Bandung, ini mulai mengenal isu lingkungan sejak dirinya bekerja pada organisasi Tay Juhana Foundation tahun 2018. Hingga dirinya bergabung dengan Pantau Gambut pada tahun 2022. Yoga memiliki sebuah keinginan untuk bisa melihat aurora dengan mata kepalanya secara langsung.
Oleh: Yoga Aprillianno dan Irwantja - Senin, 22 Juli 2024
Dampak dari rusaknya ekosistem gambut tidak mengenal batas administrasi. Sebut saja asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang dengan mudah melewati daratan dan lautan. Jelas dada siapapun akan menjadi sesak jika menghirup asapnya. Jika ditarik ke konteks yang lebih luas, karhutla bisa memperburuk iklim global. Masyarakat yang tinggal jauh dari gambut pun bisa ikut mencicipi “buah” dampak dari kerusakan gambut ini.
Oleh: Abil Salsabila dan Yoga Aprillianno - Selasa, 29 Oktober 2024
Indonesia yang memiliki lahan pertanian luas, sumber daya alam beraneka ragam juga berlimpah, jelas menjadikannya primadona. Koes Plus pun menyebutnya tanah surga karena bisa menumbuhkan tongkat kayu dan batu jadi tanaman. Tapi, skeptis dengan jargon Indonesia sebagai negara agraris ternyata tidak pernah salah.
Oleh: Yoga Aprillianno, Almi Ramadhi - Rabu, 05 Juli 2023
Di beberapa daerah, anyaman pandan seperti menjadi kawan bagi manusia dalam melewati setiap fase kehidupannya.
Oleh: Bayu Herinata (WALHI Kalteng), Diani Nafitri Cahyaningrum, Yoga Aprillianno - Kamis, 23 Februari 2023
Tahun 1995 menjadi titik balik nasib hutan di Kalimantan Tengah. Pemerintahan saat itu terobsesi untuk mendapatkan pengakuan sebagai negara berswasembada pangan dengan mengubah 1,46 juta hektare hutan di Kalimantan Tengah menjadi area pertanian dan perkebunan. Padahal, 60% dari total lahan yang disiapkan ternyata adalah tanah gambut, tanah yang seharusnya selalu basah dan tidak sesuai dijadikan lahan pertanian skala besar.
Oleh: Abil Salsabila, Wahyu Perdana, Yoga Aprillianno, Iola Abas - Senin, 29 Juli 2024
Pantau Gambut membuat analisis visi-misi-program calon presiden dan wakilnya untuk menunjukkan rekam jejak seluruh partai pendukungnya dalam kontestasi pemilihan presiden tahun 2024.
Oleh: Almi Ramadhi, Agiel Prakoso, Wahyu Perdana, Ricky Amukti, Juma Maulana, Yoga Aprillianno, Iola Abas - Selasa, 24 September 2024
Pantau Gambut menerbitkan kajian terkait kerentanan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) tahun 2023.
Oleh: Almi Ramadhi, Agiel Prakoso, Juma Maulana, Wahyu Perdana, Abil Salsabila, Johan Wahyu Inzar Robiya, Yoga Aprillianno, Iola Abas - Selasa, 24 September 2024
Melalui peluncuran studi "Gelisah di Lahan Basah: Korporasi, Pemerintah, dan Semua Komitmen Kosong Restorasi Gambutnya", Pantau Gambut memaparkan banyaknya infrastruktur restorasi gambut yang tidak sesuai standar.
Oleh: Diani Nafitri Cahyaningrum, Agiel Prakoso, Yoga Aprillianno - Rabu, 03 Mei 2023
Kementerian Pertahanan mengakui jika Proyek Food Estate singkong di Kalimantan Tengah mangkrak karena belum adanya pendanaan untuk melanjutkan program.
Oleh: Juma Maulana, Abil Salsabila, Agiel Prakoso, Johan Wahyu Robiya, Wahyu Perdana, Almi Ramadhi, Yoga Aprillianno, Iola Abas - Kamis, 31 Oktober 2024
Siapa sangka jika sebagian lahan Food Estate Kalimantan Tengah kini hanya menjadi semak belukar dan malah bertumpang tindih dengan area perkebunan sawit milik swasta?