Kejadian kebakaran paling umum disebabkan karena adanya kegiatan pembakaran pada saat pembukaan lahan gambut untuk persiapan lahan, baik itu dilakukan oleh perusahaan maupun masyarakat. Pembukaan lahan ini biasanya dilakukan dengan melakukan pengeringan lahan serta melakukan pembakaran untuk membersihkan lahan.
Alasan utama melakukan pembakaran pada saat melakukan pembukaan lahan adalah karena cara tersebut terbilang mudah, biaya yang diperlukan termasuk murah, dan prosesnya cepat. Namun demikian, pembakaran lahan pada saat pembukaan lahan dapat memberikan dampak buruk terhadap kondisi biofisik gambut dan dapat menyebabkan terjadinya kebakaran lahan gambut dalam skala yang luas.
Gambut yang sudah dikeringkan menjadi sangat rentan terhadap api, bahkan dengan sumber api yang kecil sekalipun. Berkurangnya tutupan pohon di lahan gambut, berdampak pada perubahan suhu yang kemudian mempercepat oksidasi tanah gambut. Oksidasi yang melepaskan karbon ke udara membentuk kondisi yang kondusif untuk terjadinya kebakaran.
Kebakaran di lahan gambut didominasi dengan smouldering combustion yang dapat berlangsung lama, bahkan sampai berbulan-bulan. Api juga dapat menjalar ke lapisan dalam gambut yang berisi banyak bahan organik seperti daun, cabang, batang pohon, yang menjadi bahan bakar untuk tetap tetap dapat membara di bawah permukaan gambut meskipun di permukaan gambut api terlihat sudah padam.