Membaca Alam di Tengah Teror Hantu Pembangunan
Oleh AdminSeruan ini pun tidak terbatas hanya kepada pemerintah saja, melainkan juga kepada seluruh publik secara luas. Untuk meningkatkan kesadaran publik mengenai pentingnya perlindungan dan pemulihan gambut, Pantau Gambut mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam gerakan ini melalui acara Pameran dan Diskusi Gambut di Kala Senja, diselenggarakan di KALA di Kalijaga, Jakarta Selatan.
“Acara ini bertujuan untuk membangun sebuah ruang interaksi antara pegiat ekosistem gambut dengan publik yang belum pernah menjumpai gambut secara langsung. Terutama warga pulau Jawa dan kota-kota besar lainnya yang ingin mengetahu lebih banyak lagi tentang gambut dan pentingnya pelestarian ekosistem gambut,” ujar Dimas Hartono, Campaign Manager Pantau Gambut.
Acara dibagi menjadi dua sesi kegiatan, dimana sesi pertama diisi dengan Diskusi Tentang Gambut dan pertunjukan komedi tunggal yang dibawakan oleh Mamat Alkatiri. Dalam diskusinya, Pantau Gambut bersama dengan WALHI Eksekutif Nasional memberikan wawasan tentang pelibatan anak muda dalam upaya penyelamatan ekosistem gambut. Mengingat, isu gambut yang sebarannya setara luasan Korea Selatan ditambah 51 kali luasan Jakarta, sering dianggap terlalu kompleks untuk dipahami.
Sementara pada sesi kedua, dilakukan aksi teatrikal yang dilakukan oleh Johan Haha dan mimbar bebas dimana mitra jejaring Pantau Gambut dari tujuh provinsi bercerita kondisi ekosistem gambut yang ada di wilayahnya masing-masing. Acara pun ditutup dengan penampilan musik dari Ojosh, Om PLR, G-Pluck, dan DJ Kasbon.
Selain mengundang seniman dan aktivis untuk mengampanyekan perlindungan ekosistem gambut, Pantau Gambut juga menggelar pameran lukisan digital untuk menggambarkan dinamika yang terjadi di atas ekosistem gambut menggunakan model ilustrasi yang jenaka. Pembawaan pesan dengan gaya visual ini diharapkan menjadi medium yang atraktif namun dapat diterima secara logis oleh publik.
Lewat kegiatan ini, Iola Abas, Koordinator Nasional Pantau Gambut menjelaskan keinginannya untuk membangun sebuah jembatan kepada masyarakat yang belum pernah berjumpa dengan tanah gambut untuk bisa berkenalan dengan ekosistem yang hampir tidak bisa dijumpai di Pulau Jawa. “Gambut belum menjadi isu penting dalam upaya pelestarian lingkungan, bahkan belum banyak yang mengetahui mengenai ekosistem gambut, dimana Indonesia sebenarnya adalah pemilik dari luasan gambut tropis terbesar di dunia[1]. Padahal, gambut mempunyai peranan sangat penting dalam upaya pelestarian global,” jelas Iola.
“Seluruh pemangku kepentingan harus berperan serta melindungi ekosistem gambut Indonesia, jika ingin upaya global mengatasi krisis iklim membuahkan hasil. Gambut mampu menampung sekitar 30 persen total jumlah karbon global agar tidak terlepas ke udara, dan mempunyai banyak fungsi lainnya bagi lingkungan dan kehidupan masyarakat,” pungkasnya.
[1] Indonesia memiliki luasan gambut tropis terbesar di dunia, mencapai 13,43 juta hektare
[2] http://ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-pers/6042/indonesia-kelola-gambut-dengan-integrasi-kebijakan-bersama-masyarakat