Membawa Purun dari Pinggir ke Tengah
Oleh Budi KurniawanMenjelang Asian Games 2018 persiapan pencegahan ancaman kebakaran hutan terus dilakukan, namun ternyata titik api masih terus bermunculan. Pernyataan Presiden Jokowi pada 6 Februari 2018 lalu bahwa dirinya akan mencopot Kapolda dan Pangdam jika masih terdapat kebakaran hutan dan lahan ternyata tidak berdampak di lapangan seiring dengan masih membaranya sejumlah kawasan gambut terutama di Riau.
Dua pekan terakhir, gambut Riau kembali membara. Terutama di daerah yang langganan terbakar yakni Dumai dan Rokan Hilir. Kebakaran gambut di Indonesia khususnya di Riau jadi peristiwa yang kini lebih mudah ditebak.
Seperti biasa, narasi yang muncul di media juga bisa ditebak, yaitu cerita tentang kebakaran yang terjadi berhari-hari di satu lokasi, susahnya memadamkan api lantaran akses jauh baik dari jalan maupun sumber air, dan juga soal peralatan yang minim.
Pemerintah menyebut telah berupaya memadamkan api, dan api pun tak lagi terlihat. Namun esok paginya, kumpulan asap membumbung tebal dari titik gambut yang disangka apinya telah padam. Areal terbakar pun semakin meluas.
“Laporan saya baru 12 ha. Kemarin 10 ha, sekarang sudah naik. Ini kawasan konservasi Taman Wisata Alam. Sekarang baru 12 ha dan diperkirakan akan bertambah terus. Kemarin sebenarnya awalnya satu setengah hektar sudah mati, perkiraan saya tidak hidup lagi. Seperti inilah hidupnya, kecil-kecil begini. Nanti malam ditinggalkan kembali menyala,” kata Kapolsek Medang Kampai, AKP Ade Rukmayadi kepada Green Radio, pekan kemarin.
Kekhawatiran ini juga menarik Kepala Badan Restorasi Gambut, Nazir Foead untuk berkunjung ke lokasi kebakaran ini pada pekan lalu.
Kedatangan Foead mungkin dikarenakan laporan titik api yang mengganas di Riau. Pada tanggal 17 Juli lalu misalkan, dilaporkan bahwa terdapat 539 titik panas di tujuh provinsi. Riau terdapat 208 titik panas yang sekaligus sebagai provinsi yang terbanyak titik apinya. Terbanyak kedua Kalimantan Barat dengan 155 titik panas, Kalimantan Tengah 66 titik dan Kalimantan Selatan 53 titik. Sumatera Selatan saja 24 titik panas, Jambi 31 titik dan di Papua ada 2 titik panas.
Pantauan di Riau, 30 titik api berada di Rohil sebanyak 13 titik, 10 titik di Dumai dan 7 titik di Bengkalis. Pemantauan ini menggunakan aplikasi LAPAN dengan tingkat kepercayaan 70% pada tanggal 17-19 Juli 2018.
Sementara itu perhelatan internasional Asian Games di Palembang dan Jakarta akan segera dimulai dalam beberapa pekan ke depan. Sejumlah pihak pun khawatir kebakaran hutan akan ganggu event bertajuk “Energi Asia” itu.
Pada akhir pekan lalu, Minggu (22/7/2018) Riau dilaporkan terjadi hujan di sejumlah daerah yang menyebabkan pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, Senin (23/7/2018) pagi tidak mendeteksi titik api. Namun laporan sore justru muncul kembali titik panas. Terpantau dua titik panas di Kabupaten Pelalawan dan Rokan Hilir dengan tingkat kepercayaan 50%.
Sebenarnya munculnya titik api ini telah membuat semua pihak waspada. Di Jakarta, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan koordinasi dengan semua pihak terus dilakukan. Bahkan direncanakan, Hadi Tjahjanto akan meninjau langsung lokasi yang berpotensi terjadi kebakaran hutan gambut pada tanggal 3-4 Agustus 2018 pekan depan.
Tentang kesiapsiagaan tim ini juga telah dilaporkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau jauh-jauh hari yakni pada pertengahan Juli ini. Riau telah menyiagakan enam unit helikopter.
“Kita sudah punya lima unit helikopter bantuan BNPB dan satu unit dari KLHK. Sekarang siap digunakan untuk operasi Karhutla di Riau,” kata Kepala BPBD Riau, Edwar Sanger kepada Tribun pekan kedua Juli lalu.
Namun, klaim persiapan ini tidak bisa membendung kembali terbakarnya gambut. Kita jadi ingat apa yang pernah disampaikan Presiden Indonesia Jokowi pada 6 Februari 2018 lalu, bahwa dirinya akan mencopot Kapolda dan Pangdam jika masih terdapat kebakaran hutan dan lahan. Pernyataan ini seakan tidak berdampak di lapangan seiring dengan masih membaranya sejumlah kawasan gambut terutama di Riau.