Kembali

Pusat Gambut Tropis Resmi Terbentuk

Siti Nurbaya
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Kategori : Restorasi Gambut
Mendukung Komitmen Payung

Sumber:

Congo Basin peatland

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) meresmikan sekretariat sementara Pusat Gambut Tropis Internasional (International Tropical Peatland Centre/ITPC) pada 30 Oktober 2018 di Jakarta.

Sekretariat sementara ITPC ini terletak di Bogor, Jawa Barat, dimana Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi KLHK berkolaborasi dengan Center for International Forestry Research (CIFOR). ITPC ini akan berperan dalam pengembangan penelitian untuk mendorong pengelolaan gambut secara berkelanjutan.

KLHK juga menyebutkan bahwa ITPC ini akan menjadi organisasi yang melibatkan berbagai negara, terutama yang memiliki lahan gambut, serta sektor swasta dan lembaga-lembaga penelitian lain untuk berkontribusi dalam mendukung pengelolaan gambut secara berkelanjutan.

Dalam peresmian pembentukan ITPC, sebuah deklarasi dibacakan bersama-sama oleh Menteri KLHK Siti Nurbaya sebagai perwakilan pemerintah Indonesia, Menteri Pariwisata dan Lingkungan Hidup Republik Kongo Arlette Soudan-Nonalaut, dan Direktur Jenderal Kehutanan dan Pembangunan Berkelanjutan Republik Demokratik Kongo Ilanga Longofa. Republik Kongo dan Republik Demokratik Kongo baru-baru ini mendapat perhatian internasional menyusul penemuan lahan gambut yang cukup luas di Congo basin yang terletak dalam wilayah kedua negara ini. Gambut di wilayah yang disebut Cuvette Centrale ini memiliki luas 145.500 km persegi (14,55 juta hektar) dengan estimasi karbon tersimpan sejumlah 30,6 Giga ton. Hasil riset lengkap penemuan ini dapat diunduh secara terbuka (open access) di link.springer.com atau melalui lampiran dalam artikel perkembangan ini.

Luasan gambut di Cuvette Centrale tersebut bisa jadi menjadi yang terbesar di dunia. Indonesia sendiri memiliki luasan gambut sebesar 14,9 juta hektar, menurut Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian pada 2011. Namun, jumlah ini diprediksi semakin berkurang karena subsiden akibat dari pembukaan dan pengeringan lahan.

Dukung Kami

Bagikan informasi ini kepada keluarga dan teman-temanmu.