Presiden Jokowi kembali melakukan kegiatan rapat terbatas pada Selasa 23 Juni 2020 di Istana Merdeka membahas mengenai antisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun 2020.
Pada rapat terbatas tersebut Jokowi memaparkan catatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menyebutkan bahwa 17 persen wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau pada bulan April, 38 persen pada bulan Mei, dan 27 persen pada bulan Juni.
Oleh karena itu presiden Jokowi menyampaikan beberapa arahan untuk mengantisipasi karhutla, yakni:
Pertama, mengenai manajemen lapangan yang harus terkonsolidasi dan terkoordinasi dengan baik. Selain itu, pemanfaatan teknologi untuk memonitoring dan pengawasan area rawan hotspot dan update informasi sangat penting ujar Presiden.
Kedua, Presiden mengingatkan untuk segera memadamkan api sebelum api membesar. Presiden juga sudah meminta bantuan kepada gubernur, bupati, wali kota, pangdam, danrem, dandim, kapolda dan kapolres agar cepat tanggap menghadapi masalah karhutla.
Ketiga, Presiden meminta penegakkan hukum harus tegas tanpa kompromi untuk menyelesaikan masalah karhutla. Karena karhutla ini 99 persen akibat ulah manusia baik disengaja maupun kelalaian.
Keempat, Presiden juga meminta penataan ekosistem gambut dilakukan secara konsisten untuk mencegah kebakaran di lahan ini. Menurut dia, berbagai teknologi seperti sekat kanal, embung, sumur bor dan teknologi pembasahan lainnya sudah dilakukan selama ini oleh KLHK, BRG dan Kementrian PU. Namun, ia mengingatkan, agar penerapannya dapat berjalan lebih konsisten.